Kategori
gaslighting psikologi psikologi tempat kerja

Bahaya Tersembunyi dari Penyinaran Gas di Tempat Kerja

Getting your Trinity Audio player ready...
Sebarkan cinta

Pencahayaan Gas adalah teknik manipulatif yang digunakan oleh individu untuk membuat orang lain mempertanyakan persepsi dan ingatan mereka sendiri. Meskipun biasanya dikaitkan dengan hubungan pribadi, gaslighting juga dapat terjadi di tempat kerja. Artikel ini akan membahas tanda-tanda gaslighting di lingkungan profesional, dampaknya terhadap karyawan, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi perilaku berbahaya ini.

Definisi gaslighting

Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang membuat seseorang meragukan ingatan, persepsi, atau kewarasannya sendiri. Manipulasi ini sering kali melibatkan manipulator yang menyangkal bahwa suatu peristiwa telah terjadi, memutarbalikkan kebenaran, atau membuat korban percaya bahwa mereka salah mengingat sesuatu. Di tempat kerja, gaslighting dapat terjadi ketika rekan kerja, manajer, atau atasan mencoba membuat karyawan mempertanyakan pengalaman atau kemampuan mereka sendiri.

Contoh: Seorang atasan berulang kali menyangkal telah menjanjikan promosi jabatan kepada seorang karyawan, meskipun ada bukti yang bertentangan, sehingga karyawan tersebut meragukan ingatan dan persepsinya sendiri tentang situasi tersebut.

Dampak terhadap korban

Gaslighting dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi korbannya, termasuk kecemasan, depresi, penurunan kepercayaan diri, dan hilangnya harga diri. Di tempat kerja, gaslighting dapat menyulitkan karyawan untuk melakukan pekerjaan mereka secara efektif dan dapat menyebabkan kelelahan atau bahkan pengunduran diri. Hal ini juga dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak bersahabat dan meningkatkan tingkat stres.

Contoh: Seorang karyawan yang secara konsisten disorot oleh atasannya mulai merasa tidak aman dan cemas dengan kinerja pekerjaannya, yang menyebabkan menurunnya kepercayaan diri dan performa kerja yang buruk.

Dampak terhadap perusahaan

Para ahli manajemen juga menyoroti bahwa gaslighting di tempat kerja dapat menciptakan lingkungan kerja yang beracun. Ketika karyawan dibuat mempertanyakan persepsi dan ingatan mereka sendiri, hal ini dapat menciptakan ketidakpercayaan di antara rekan kerja dan menurunkan semangat kerja. Hal ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan tingkat perputaran karyawan yang tinggi dan kesulitan dalam menarik talenta baru.

Selain itu, gaslighting dapat berdampak negatif pada keuntungan organisasi. Ketika karyawan berada dalam kondisi kebingungan dan ketidakpastian, mereka cenderung tidak dapat mengambil keputusan yang efektif, sehingga menyebabkan kesalahan dan penurunan efisiensi. Selain itu, lingkungan kerja yang beracun dapat berdampak negatif pada reputasi perusahaan, sehingga lebih sulit untuk menarik pelanggan dan mitra.

Contoh: Sebuah perusahaan teknologi terkenal mengalami tingkat pergantian karyawan yang tinggi karena taktik gaslighting yang digunakan oleh salah satu manajernya. Manajer tersebut terus-menerus meremehkan dan merendahkan anggota timnya, menyebabkan mereka mempertanyakan kemampuan dan keputusan mereka sendiri. Hal ini menyebabkan penurunan semangat kerja, serta kurangnya kepercayaan dan kolaborasi di antara tim. Pada gilirannya, produktivitas dan efisiensi tim menurun, yang menyebabkan terlewatnya tenggat waktu dan kesalahan yang merugikan reputasi perusahaan di industri. Departemen sumber daya manusia perusahaan mencoba mengatasi masalah ini, namun perilaku manajer terus berlanjut. Akibatnya, tingkat pergantian karyawan perusahaan terus meningkat dan menjadi semakin sulit untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik di pasar kerja yang kompetitif.

Taktik yang digunakan dalam gaslighting

Gaslighting di tempat kerja sering kali melibatkan manipulator yang menggunakan berbagai taktik untuk melemahkan korbannya. Hal ini dapat mencakup menyangkal kejadian, berpura-pura bodoh, memproyeksikan kesalahan, dan memanipulasi informasi. Sebagai contoh, pelaku gaslighting dapat menyangkal menjanjikan kenaikan gaji, atau menyalahkan korban karena salah menafsirkan situasi.

Contoh: Seorang rekan kerja berulang kali menyangkal telah membuat komentar negatif tentang korban, bahkan ketika ada saksi yang hadir, menyebabkan korban meragukan persepsi mereka sendiri.

Cara mengenali gaslighting

Mungkin sulit untuk mengenali gaslighting, karena sering terjadi secara bertahap dan tidak kentara. Beberapa tanda bahaya termasuk manipulator yang sering menyangkal kejadian, memutarbalikkan kebenaran, atau berpura-pura bodoh. Korban mungkin juga merasa bingung, cemas, atau stres, dan mungkin mulai meragukan ingatan dan persepsi mereka sendiri.

Contoh: Seorang karyawan secara konsisten merasa bingung dan cemas tentang interaksi mereka dengan atasan mereka, dan mulai meragukan ingatan mereka sendiri tentang kejadian-kejadian tersebut, meskipun mereka memiliki bukti yang mendukung persepsi mereka.

Gaslighting dalam kaitannya dengan trolling kekhawatiran

Dalam lingkungan tempat kerja, gaslighting dapat berkaitan erat dengan kekhawatiran trolling. Seorang individu atau kelompok dapat menggunakan ungkapan keprihatinan yang salah untuk mengendalikan dan memanipulasi rekan kerjanya, atau untuk mendiskreditkan mereka dan membuat mereka terlihat buruk.

Contoh: Seorang rekan kerja mungkin berpura-pura peduli dengan proyek tertentu yang sedang Anda kerjakan, namun pada kenyataannya, mereka menggunakan hal ini sebagai kedok untuk meremehkan upaya Anda dan mengambil pujian atas pekerjaan Anda.

Cara untuk merespons gaslighting

Jika Anda mencurigai bahwa Anda disorot dengan lampu gas di tempat kerja, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri Anda. Anda dapat mengambil langkah-langkah berikut ini untuk menanggapi penyinaran gas:

  1. Mendokumentasikan insiden: Buatlah catatan tertulis tentang kejadian-kejadian penyiksaan, termasuk tanggal, waktu, tempat, dan detail kejadiannya. Hal ini dapat menjadi bukti jika diperlukan.
  2. Tetapkan batasan: Komunikasikan dengan jelas harapan dan batasan Anda kepada orang yang melakukan gaslighting. Bersikaplah tegas dan tegas dalam memberikan respons.
  3. Cari dukungan: Bicaralah dengan rekan kerja tepercaya, perwakilan SDM, atau terapis tentang situasi tersebut. Memiliki sistem pendukung dapat membantu Anda merasa lebih percaya diri dalam merespons.
  4. Hadapi perilakunya: Hadapi orang yang terlibat dalam gaslighting tentang perilaku mereka dan dampaknya terhadap Anda. Sampaikan dengan jelas dan spesifik tentang insiden tersebut dan bagaimana perasaan Anda.
  5. Carilah mediasi: Jika gaslighting sangat parah dan berdampak pada kinerja Anda, pertimbangkan untuk mencari layanan mediasi atau resolusi konflik melalui HR.
  6. Jaga diri Anda sendiri: Penting untuk menjaga diri sendiri dan melindungi kesehatan mental Anda. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti terapi, beristirahat dari tempat kerja, atau mencari pekerjaan baru jika perlu.

Contoh: Seorang karyawan, Sarah, telah bekerja dengan timnya selama satu tahun dan merasa bahwa ide dan pendapatnya selalu diabaikan dan didiskreditkan oleh manajernya, yang ia yakini melakukan gaslighting. Sarah memutuskan untuk mengikuti langkah-langkah di atas untuk menanggapi gaslighting.

Pertama, ia mulai mencatat semua kejadian ketika manajernya meremehkan pendapat dan keputusannya. Kemudian, ia mengumpulkan keberanian untuk menghadapi manajernya dan mengungkapkan perasaannya tentang bagaimana gaslighting tersebut mempengaruhinya. Ia juga mencari dukungan dari rekan kerja yang dipercaya dan terapis.

Selanjutnya, Sarah menetapkan batasan yang jelas dan mengomunikasikan ekspektasinya kepada manajernya bahwa ia tidak akan mentolerir perilaku gaslighting. Namun, jika gaslighting terus berlanjut, ia mempertimbangkan untuk meminta bantuan dari pihak HR atau atasannya untuk mediasi dan penyelesaian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian